LAPORAN
PRAKTIKUM MODUL IX
ANTARMUKA MIKROKONTROLLER DENGAN MOTOR DC
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Praktikum Lab
PTE-03
Dibimbing oleh Ibu Dyah Lestari
Oleh:
IRSADUL IBAD (150534606148)
JANUAR ARIEF .M (150534602071)
MUHAMMAD GANNI N (150534601427)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
November 2016
MODUL IX
ANTARMUKA
MIKROKONTROLER DENGAN MOTOR DC

·
Mengetahui,dan
memahami bagaimana mengantarmukakan mikrokontroler dengan motor DC.
·
Mengetahui, memahami
dan mempraktekkan pemrograman mikrokontroler untuk mengatur arah putaran motor
DC.
·
Mengetahui, memahami
dan mempraktekkan pemrograman mikrokontroler untuk mengatur kecepatan putaran
motor DC dengan PWM (Pulse Width
Modulation).

Motor DC atau motor arus searah adalah suatu mesin listrik
yang dapat mengubah energi listrik yang berupa listrik arus searah menjadi
energi mekanik (gerak). Energi mekanik tersebut berupa putaran dari rotor.
Motor DC memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan
medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut
stator (bagian yang tidak berputar dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam medan magnet,
maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengan
putaran, sehingga menghasilkan tegangan bolak-balik.
Gambar
9.1 Gambar
9.2
Catu tegangan DC dari baterai menuju ke lilitan melalui
sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung
lilitan. Kumparan satu lilitan pada Gambar 9.1 disebut angker dinamo, Angker
dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.
Cara kerja motor DC: (1) Arus medan (DC) yang mengalir pada
belitan medan akan menghasilkan medan
magnet. Medan magnet ini akan memotong belitan jangkar yang ada di rotor
motor DC; (2) Belitan jangkar dialiri arus listrik. Karena belitan berarus
listrik ini berada dalam pengaruh medan magnet, maka pada belitan akan timbul
gaya magnet yang selanjutnya akan menimbulkan torsi; (3) Jika torsi awal yang
dihasilkan lebih besar daripada torsi beban, maka jangkar akan berputar.

- 1 set PC/Laptop yang sudah berisi program Code Vision dan Khazama
- 1 buah catu daya DC +12V
- 1 buah multimeter
- 1 buah ISP Downloader AVR
- 1 buah sistem minimum AVR
- 1 buah I/O
- 1 buah kabel printer USB
- 1 buah motor DC
- 1 buah modul driver motor L293D
- 2 buah kabel data

1.
Rangkailah peralatan yang diperlukan seperti
dalam Gambar 9.3 dan Gambar 9.4. Hubungkan kabel data modul driver motor pada
PORTD minimum system. Hubungkan terminal
OUTA modul driver motor L293D ke V+ Motor DC (kabel merah) dan OUTB ke V- Motor
DC (kabel biru). Vout pada rangkaian potensiometer dihubungkan pada PORTA.0
(ADC channel 0). Catu daya potensiometer ke catu daya minimum system. Catu daya
+12 ke teminal VCC modul driver motor L293D.
Gambar
9.3 Diagram antarmuka mikrokontroler dengan Motor DC
Gambar 9.4 Rangkaian driver motor
2.
Buka program Code Vision AVR
3.
Buatlah project baru. Setelah mengeset chip dan
clock, set juga bagian PORTD sebagai output, Timer1 dan ADC seperti Gambar 9.5.
Kemudian simpanlah file tersebut.
Gambar 9.5
Setting PORTD, Timer1, dan ADC
4.
Tuliskan script berikut dalam program utama:
while
(1)
{
OCR1A=255;
PORTB.0=1;
PORTB.1=0;
}
5.
Perhatikan arah putaran motor, ke arah mana
motor berputar (CW atau CCW)?
6.
Ubah nilai PORTD.0 dan PORTD.1 sesuai tabel
berikut dan catat hasilnya
No
|
PORD.0
(IN1)
|
PORD.1
(IN2)
|
Kondisi Motor / Arah Putar
|
1
|
0
|
0
|
Berhenti
|
2
|
0
|
1
|
CW
|
3
|
1
|
0
|
CCW
|
4
|
1
|
1
|
Berhenti
|
7.
Untuk mengubah kecepatan motor DC dengan PWM,
ganti script dalam program utama menjadi seperti berikut:
while (1)
{
// Place your code here
OCR1A=read_adc(0);
PORTB.0=1;
PORTB.1=0;
}
8.
Hubungkan multimeter ke Vout potensiometer,
putar potensiometer sampai multimeter menunjukkan nilai 0V! Ukur dan catat
tegangan pada terminal OUTA dan OUTB
serta catat kondisi motor DC!
9.
Putar potensiometer sampai multimeter
menunjukkan nilai 2V! Ukur dan catat tegangan pada terminal OUTA dan OUTB serta catat kondisi
motor DC!
10. Putar
potensiometer sampai multimeter menunjukkan nilai maksimum! Ukur dan catat
tegangan pada terminal OUTA dan OUTB
serta catat kondisi motor DC!
11. Ubah
register TCCR1B menjadi 0x02, build lalu download program ke mikrokontroler!
12. Putar
potensiometer hingga maksimal lalu putar kembali pelan-pelan hingga motor
berhenti, ukur dan catat tegangan output potensiometer, tegangan terminal OUTA,
dan tegangan terminal OUTB pada saat motor berhenti!
13. Ubah
register Timer1 menjadi TCCR1A=0xC1 dan TCCR1B=0x04; (Compare Mode Out A = Inverting; Prescaller = 256)
14. Build
lalu download program ke mikrokontroler
15. Ulangi
langkah 8-10

Tabel 9.1
No
|
PORD.0
(IN1)
|
PORD.1
(IN2)
|
Kondisi Motor /
Arah Putar
|
Tegangan
OUT A
|
Tegangan
OUT B
|
1
|
0
|
0
|
Berhenti
|
132,8 mV
|
135,3 mV
|
2
|
0
|
1
|
CW
|
4,09 V
|
0,7 V
|
3
|
1
|
0
|
CCW
|
0,75 V
|
4,02 V
|
4
|
1
|
1
|
berhenti
|
4,7 V
|
4,6 V
|
Tabel 9.2
Langkah Percobaan
|
TCCR1A
|
TCCR1B
|
Tegangan Potensio
|
Tegangan OUT A
|
Tegangan OUT B
|
Kondisi Motor
|
Duty Cycle
|
8
|
0x81
|
0x04
|
0 V
|
2,3v
|
2,3v
|
berhenti
|
100%
|
9
|
0x81
|
0x04
|
2 V
|
1,35 v
|
3,33v
|
CCW
|
40 %
|
10
|
0x81
|
0x04
|
Max
|
0,75 v
|
4,0 v
|
CCW
|
46 %
|
12
|
0x81
|
0x02
|
1,5 mV
|
2,33 v
|
2,33 v
|
Berhenti
|
100 %
|
15 a
|
0xC1
|
0x04
|
0 V
|
0,75
|
3,94 v
|
CCW
|
45 %
|
15 b
|
0xC1
|
0x04
|
2 V
|
1,15 v
|
3,5 v
|
CCW
|
41 %
|
15 c
|
0xC1
|
0x04
|
Max
|
2,2 v
|
2,3 v
|
Berhenti
|
100 %
|

1.
Analisa tabel 9.1!
Jawab:
·
Pada saat PORTD.0=1; PORTD.1=0; maka motor akan
berputar berlawanan arah jarum jam (CCW). Vout A = 0,75V dan Vout B = 4,02V.
·
Pada saat PORTD.0=0; PORTD.1=1; maka motor akan
berputar searah jarum jam (CW). Vout A = 4,09V dan Vout B = 0,7V.
·
Pada saat PORTD.0 dan PORTD.1 sama-sama diberi
logika 0, motor tidak berputar dan Vout A = 132,8mv dan Vout B = 135,3mv.
Sementara jika keduanya diberi logika 1, motor juga tidak berputar tetapi
tegangan outputnya berbeda yaitu sebesar : Vout A = 4,7V dan Vout B = 4,6V
2.
Dengan melihat data pada tabel 9.2, bandingkan
hasil percobaan langkah nomor 8-10 dengan langkah nomor 15!
Pada tabel hasil percobaan ini terdapat
2 percobaan dengan settingan yang berbeda dari settingan yang berbeda ini juga
mengakibatkan hasil yang sangat jauh berbeda. Pada settingan yang pertama
TCCR1A = 0x81 dan TCCR1B = 0x04, settngan ini mencakup langkah percobaan8, 9
dan 10 Pada langkah percobaan 8 tegangan potensio di set menjadi 0 volt
sehingga out A mempunyai tegangan 2,3 volt dan out B 2,3 volt. Kondisi ini
menyebabkan motor tidak bergerak, karena tidak ada perbedaan potensial antara
out A dan out B. Pada langkah percobaan nomor 9 tegangan potensio diatur
menjadi 2 volt, sehingga tegangan pada out A adalah 1,35 volt dan pada out B
3,33 volt. Kondisi motor berjalan pelan dan diketahui duty cyclenya adalah 40
%. Out A dan out B sama-sama memiliki tegangan, namun motor DC tetap bisa
berputar karena tegangan out B jauh lebih tinggi darpada out A. Pada langkah
percobaan nomor 10 tegangan potensio diset menjadi max sehingga tegangan pada
out A sebesar 0,75 volt dan ou B sebesar
4,0 volt dan diketahui duty cycle sebesar 46 %.
Pada settingan yang pertama TCCR1A =
0xC1 dan TCCR1B = 0x04, settngan ini mencakup langkah percobaan 15a, 15b dan
15c. Pada langkah percobaan 15a tegangan potensio di set menjadi 0 volt
sehingga out A mempunyai tegangan 0,75 volt dan out B 3,94 volt. Kondisi ini
menyebabkan motor berputar cepat, dan diketahui duty cycle adalah 45 %. Pada
langkah percobaan nomor 15b tegangan
potensio diatur menjadi 2 volt, sehingga tegangan pada out A adalah 1,15 volt
dan pada out B 3,5 volt. Kondisi motor berjalan pelan dan diketahui duty
cyclenya adalah 41 %. Pada langkah percobaan nomor 15c tegangan potensio diset
menjadi max sehingga tegangan pada out A sebesar 2,2 volt dan out B sebesar 2,3 volt. Pada kondisi ini
motor DC tidak berputar karena perbedaan potensial yang kurang sehingga tidak
cukup untuk mencatu daya motor DC sehingga dapat berputar.
3.
Apakah perbedaan antara compare mode
non-invering dan inverting?
Jawab:
·
Pada mode inverting, jika nilai sinyal lebih
besar dari titik pembanding (compare level) maka output akan di set HIGH(5V)
dan sebaliknya jika nilai sinyal lebih kecil maka output akan di set LOW(0V).
·
Pada mode non-inverting, output akan bernilai
HIGH(5V) jika titik pembanding (compare level) lebih besar dari nilai sinyal
dan sebaliknya jika bernilai LOW(0V) pada saat titik pembanding lebih kecil
dari nilai sinyal.
4.
Apa pengaruh duty cycle dari PWM yang masuk pada
pin EN1 terhadap tegangan pada terminal OUT A dan OUT B?
Jawab:
Duty cycle akan berperangaruh pada kecepatan putaran motor
5.
Mengapa pada langkah nomor 12 motor berhenti
saat tegangan potensiometer belum mencapai 0V?
Jawab:
Motor DC berhenti
ketika tegangan potensio meter belum mencapai 0 volt karena tidak
ada perbedaan potensial antara teganggan out A dan tegangan out B sehingga tidak mencukupi
untuk mencatu daya motor DC, sehingga motor DC dapat berputar. Hal tersebut
disebabkan settingan TCCR1B = 0x02 yang berarti prescaler yang digunakan adalah
8, sedangkan prescaler sebelumnya adalah 256. Menurut rumus dengan menggunakan
prescaler 256 frekuensi PWM yang didapatkan jauh lebih besar dibandingkan
menggunakan prescaler 8. Sedangkan frekuensi yang dihasilkan akan digunakan
untuk mengatur lebar pulsa PWM. Dan pulsa PWM dimasukkan ke EN1 digunakan untuk
mengatur output tegangan pada OUT A dan OUT B. Semakin besar nilai frekuensi
maka nilai tegangan dari OUT A dan OUT B akan memiliki nilai yang lebih besar
dibandingkan dengan frekuensi yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Heri. 2007. Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega 16.
Jakarta: Informatika.
Atmel Corporation. Atmega 8535 Datasheet (Complete).
Gadre, Dhananjay V. 2001. Programming and
Customizing the AVR Microcontroller. New
York: Mc Graw Hill.
Heryanto, M
Ary. 2007. Pemrograman Bahasa C untuk
Mikrokontroler Atmega 8535. Yogyakarta; Penerbit Andi.
Ibrahim, Dogan. 2002. Microcontroller Based Temperature Monitoring
& Control. Newnes
John Crisp. Introduction to
Microprocessors and microcontrollers. OXFORD: Newnes
jual motr dc:
BalasHapushttp://motordcjogja.blogspot.co.id/
Share listing program arduinonya mas agar lebih mudah memahami konsep PWM
BalasHapus